Minggu, 12 Juni 2016

LITERATUR MUSIK NUSANTARA

Literatur berasal dari kata literacy yang berarti “melek huruf” arti lain dari literatur adalah kemampuan untuk membaca dan menulis. Apabila diperluas lagimaka pengertian literatur menjadi berpengetahuan banyak dalam satu bidang tertentu.
Studi literatur adalah kegiatan yang meliputi mencari secara teratur,melokalisasi, dan menganalisisdokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan ditulis. Dokumen itu dapat berupa teori-teori dan dapat pula hasil-hasil penelitian  berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditulis dan diteliti.mber –sumber lain
Studi literatur dapat pula mencakupi analisis terhadap sumber- sumber informasi tertulis, lisan , audio/audio visual, serta sumber-sumber lainnya.
*Tujuan studi literatur adalah sebagai berikut:
Pertama, mencari teori-teori atau hasil –hasil penelitian yang akan dipergunakan sebagai sandaran atau tempat berpijak.
Kedua, Dapat dilihat seberapa jauh hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti itu telah diteukan orang lain.
Ketiga, Studi literatur bertujuan untuk melihat strategi, prosedur dan alat-alat ukur (instrument) yang sudah terbukti berhasil atau tidak baik (gagal) dalam penelitian yang serupa atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Keempat ,studi literatur dapat membantu dalam mengartikan atau menerjemahkan hasil penelitian.
Kelima, mengkaji segala sumber informasi yang diperlukan dalam penelitian atau penulisan ilmiah.

Studi literatur yang baik harus sampai pada kegiatan menelaah sumber serta membuat anotasinya.Dalam kegiatan ini perlu menentukan serangkaian langkah yang efektif. Langkah – langkah tersebut adalah :
Ø  Mengumpulkan sumber sebanyak-banyaknya
Ø  Mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan membuat kodifikasi
Ø  Memilih yang sesuai dengan keperluan penelitian dan penulisan ilmiah.
Ø  Menelaah isi dan  membuat anotasi


Hal lain yang perlu diketahui dalam studi literatur adalah tentang jenis sumber. Menurut sifatnya terdapat tigajenis sumber yakni sumber primer, sumber skunder, dan sumber tersier. Sumber primer berisi data data asli. Sumber skunder sebagai tulisan peneliti atas hasil proses interpretasi dan analisis terhadap data primer. Adapun data tersier adalah tulisan – tulisan yang memanfaatkan akan hasil analisis penulis lain sebagai acuan tulisanya. Berbicara soal literatur, tentu idak dapat mengabaikan pembahasan tentang referensi alah berbagai sumber acuan yang diperlukan untuk kegiatan penelitian maupun penulisan ilmiah. Sumber acuan itulah yang selanjutnya disebut referensi.

Pengertian Referensi menurut kamus besar bahasa Indonesia(KBI) terdapat 3 pengertian yang pertama sumber acuan atau rujukan. Yang ke dua “Buku-buku yang dianjurkan oleh dosen untuk dibaca. Yang ketiga “Buku-buku perpustakaan yang tidak boleh dipinjam dan harus dibaca di perpustakaan. Pengertiannya dapat diperluas mencakupi sumber tulisan, lisan, audio visual, dan artefak. Sebagai materi kajian fungsi literature sangat pentingkarena mengandung pengertian metodelogi, pendekatan dan sasaran. Oleh karena itu sebelum seorang terjun ke lapangan, diperlukan suatu studi literature untuk langkah awal penelitian dan penulisan ilmiah.

Sumber yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian dan penulisan ilmiah musik nusantara pembahasannya mencakup Sumber tertulis, sumber lisan, sumber audio visual dan artefak.
Sumber tertulis adalah Tulisan yang dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sumber acuan bagi seorang penulis atau peneliti.

Dalam konteks penelitian dan penulisan ilmiah , sumber tertulis memiliki multifungsi antara lain :
Ø  Sebagai sumber informasi atau data yang sangat penting
Ø  Sebagai bahan kajian untuk menentukan orisinilitas penelitian dan tulisan ilmiah yang akan dilakukan
Ø  Sebagai sandaran atau acuan dalam penelitian dan penulisan ilmiah.
Ø  Sebagai bahan kajian komparatif berbagai konsep /pemikiran dari beberapa penulis dalam bidang yang sama .
Ø  Sebagai wahana perluasan wawasan
Ø  Sebagai wahana belajar metodologi dari sejumlah penulis

Sumber lisan adalah para nara sumber yang dipandang mampu memberikan keterangan terhadap sejumlah informasi yang diperlukan dalam kaitannya dengan permasalahan penelitian atau penulisan ilmiah.
Manfaat sumber lisan dalam penelitian dan penulisan ilmiah di bidang musik nusantara sangat besar . Mengingat bahwa perjalanan kehidupan musik nusantara diwarnai budaya oral.
Sumber audio visual adalah : Alat-alat yang ‘ audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Alat-alat audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif.



Sumber artefak adalah: Segala sumber informasi atau data yang terdapat dalam benda-benda arkeologi ( termasuk di dalamnya gamelan), gambar-gambar , dokumen- dokumen, mata uang ,peta,photografi, film, arsitektur, lukisan, patung-patung,dan relief-relief.

Kamis, 09 Juni 2016

MARAWIS UNTUK DZIKRULLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia  merupakan  negara  yang  kaya  akan  keaneragaman  seni dan budaya,  baik  berupa  seni tradisional  ataupun  seni  buadaya  yang  timbul adanya  suatu  proses  akulturasi.  koentjaraningrat (2005:155) mengemukakan bahwa Akulturasi merupakan  istilah  yang  dalam  antropologi  mempunyai  beberapa  makna (Acculturation, atau Culture Contect). Yang  menyangkut  konsep  mengenai  proses  sosial  yang timbul bila suatu kelompok dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur  dari  kebudayaan  asing dengan  sedemikian  rupa  yang lambat  laun  kebudayaan  asing  itu  di terima  dan  di olah  sendiri  tanpa  menyebabkan hilangnya  keaslian  budaya  itu  sendiri.  Dalam  akulturasi  selalu  terjadi  proses penggabungan (fusi budaya) yang memunculkan  kebudayaan  baru  tanpa  menghilangkan  nilai-nilai  dari  budaya lama  atau  budaya  asalnya.

Berdasarkan  peryataan  tersebut  nampak  jelas  bahwa  di dalam  suatu  proses  interaksi  antar  suku  bangsa  tersebut  dapat  timbul  sebuah  pertukaran  budaya,  misalnya   budaya  Timur  Tengah  dan  contoh  salah  satunya  yaitu  Musik  Marawis.  Menurut  (Sutarman, 2011: 2)  Marawis  masuk   dan  menyebar  di Indonesia  melalui  jalur  perdagangan yang mana di dalamnya  terjadi  interaksi  sosial  antara  masyarakat  pribumi  dalam  kasus  ini  Masyarakat   Indonesia  dengan para  pedagang  dari  negara  Timur  Tengah  yang mayoritas  pada  waktu  itu terdiri dari para ulama. Tujuan mereka selain berdagang  adalah  berdakwah,  menyebarkan  ajaran  Islam  melalui  berbagai cara dan salah  satu cara yang digunakan  adalah  media  seni  musik  marawis.  Bahkan  cara  ini  pun digunakan  oleh  para  Wali  Songo  sebagai  alat  bantu  syiar  agama  Islam di pulau  Jawa.
Seperti  halnya  musik  marawis  yang  ada  di  Kabupaten  Tuban  Propinsi  Jawa  Timur.  Di  wilayah  ini  jika  Di tinjau  dari  budaya keagamaanya  Kabupaten  Tuban  juga  merupakan  kota  Wali.  Konon, para Wali memanfaatkan  budaya  dan  kesenian  masyarakat  dalam  penyebaran  Agamanya sehingga mampu mempengaruhi pola pikir dan tata laku budaya masyarakat setempat.  Perkembangan  musik  marawis  di  daerah ini  bisa  dikatakan  tidak  begitu  diminati
Khususnya  di  sebuah  tempat  pedesaan  yaitu  Desa  Jetak  Kecamatan  Montong  Kabupaten  Tuban.  Berdasarkan  pantauan  penulis  ada  lima  jenis  musik  di tempat  ini.  Yaitu, Dangdut, Jaranan, Tayub, Hadrah, Marawis.  Peran  musik  di  tempat  ini  sebagai  media  keagamaan  dan  hiburan,  akan  tetapi  oleh  masyarakat  setempat  lebih  sering  di manfaatkan  sebagai  media  hiburan.
Penulis  merasakan  ada  sesuatu  yang  menyimpang  dan  perlu  adanya  pembenahan.  melihat  dari  latar  belakang  wujud ketradisianya  wilayah  tersebut  yang  rata – rata  masyarakatnya  berbasis  Islam  dan  serta  merupakan  wilayah  santri,  sungguh   ironis  jika   jenis  musik  Islami  seperti marawis  ini yang  lebih  berkarakter  keislamanya  Nampak  kurang  di minati  dan  menarik  di  masyarakat  tersebut.  Di sini  penulis  ingin  mengangkat  dan  mengembangkan  eksistensi  musik  marawis  tersebut  dalam  bentuk  garapan  dan  pola-pola  yang  berbeda  dari  biasanya  supaya  musik  Marawis  bisa  lebih  diapresiasi  oleh  masyarakat tersebut  dan  yang  tentunya  tidak  meninggalkan  fungsi,  makna  dan  nilai  -  nilai  orisinalitas  yang terkandung  di  dalam   ketradisian  musik  marawis.
                Musik  Marawis  merupakan  suatu  jenis  kesenian  tradisi  Islam. Mengapa  di  namakan  Marawis  karena  salah  satu  nama  jenis  alat  instrumen  yang di gunakan  dalam  pertunjukan  tersebut  adalah  Marawis,  jadilah  nama  untuk  jenis  musik  dan  tarian  tersebut  di  kenal  di  masyarakat  dengan  nama  Musik  Marawis  ( Sutarman, Skripsi, 2011 : 2 )
            Moh Kholil 35 Th  dalam  wawancaranya  pada  6 mei 2013 di bojonegoro yang  merupakan  seorang  pegiat  marawis  sejak Th 1995  hingga  sekarang  mengatakan,  Di dalam  musik  Marawis  yang  untuk  wilayah  nada  itu  ada namanya  Syika, maqombayati, ross, hijas. Struktur  pertunjukan  Musik Marawis  secara  umum  tidak  jauh  berbeda  dengan  penampilan  seni  tradisi  Islam   seperti  Qasidah,  tetapi memiliki  perbedaan  dari  segi  pemainya  yaitu  bahwa  Musik  Marawis  para  penabuhnya  adalah  kaum laki-laki saja,  yang terdiri  dari  jumlah  minimal  tujuh  orang  dengan  berpakaian  Gamis  bercelana panjang  dan  berpeci,  masing - masing  memegang  satu  atau  dua  buah  alat musik  terkadang  para  pemain  ikut  bernyanyi  dan  ikut  menari  bergerak sesuai  irama  lagu.  Pertunjukan  Musik  Marawis  dapat  digelar  pada  waktu kapan  saja  sesuai  keinginan  kita,  jenis  acara  dan  tema  apapun,  selama pertunjukan  tersebut  tetap  mengakomodasi  fungsi  Musik  Marawis  sebagai salah  satu  media  dakwah  untuk  syiar  Islam.  Tema  lagu  yang  dibawakan  disesuaikan  pada  tema  acara  yang  diadakan  dengan  mengungkapkan  lagu - lagu  berisi  pesan  keagamaan sesuai  untuk  struktur  acaranya. Jenis  lagu  yang  ditampilkan  pada  awal  pertunjukan  diawali  dengan  lagu puji-pujian  atau  sholawat  dengan  tabuhan  irama  Japin  dengan  jenis  pukulan bertempo  lambat,  adapun  lagu - lagu  yang  dibawakan  selanjutnya  ada  yang diiringi  dengan  jenis  pukulan  bertempo  sedang  yang  disebut  irama  Sarah, dan lagu dengan jenis pukulan bertempo cepat dan menghentak yang disebut irama Zahefah.  Dalam  pertunjukan  Musik  Marawis  kadang – kadang disertakan  tarian, tarian  tersebut  dilakukan  oleh  para  penari  laki – laki  dengan  gerak  sederhana  meloncat,  berkeliling,  melangkah  maju  dan  mundur disertai  tepukan  tangan.  Para  penari  tersebut  disediakan  khusus  dari  grup  itu sendiri  dalam  pertunjukan  kadang – kadang  audiens  pun  dapat  ikut  menari bersama  di atas  pentas.  Adapun  perbedaan  Instrumentasi  Musik  Marawis yang  terdiri  dari  instrumen  Marawis,  Dumbuk  dan  Kompang,  Hajir,  Cymbals  dan  Markis  sebagai  alat  pokok  tanpa  penambahan,  dikenal  dengan istilah  Marawis  tradisional  dan  bila  adanya  penambahan  alat  penunjang lainya  seperti :  Flute,  Bass  gitar  electric,  Biola,  Gambus  dan  Keyboard dimaksudkan  untuk  memberikan  warna  musik  yang  baru  agar  lebih  diminati penonton  dan  menyesuaikan  dengan  perkembangan  jaman,  jenis  itu  dikenal dengan  istilah  Musik  Marawis  kolaborasi  atau  Marawis  Gambus.  Fungsi Musik  Marawis  pada  awalnya  digunakan  sebagai  salah  satu  media  yang dipakai  oleh  para  Wali  Songo  dalam  penyebaran  agama  Islam  di Nusantara khususnya  di  pulau  Jawa,  Pada  masa  sekarang  Musik  Marawis  memiliki fungsi  seni  baru,  seperti  seni  yang  lainnya  yang  dapat  tampil  pada  acara hiburan  hajatan,  peresmian  gedung,  hingga  tampil  di  pusat  perbelanjaan sesuai  perkembangan  jaman,  dengan  prinsip  Musik  Marawis  tetap  terlihat masih  mempertahankan  konsep  seni  yang  Islami  dengan  fungsi  seni  sebagai  media  untuk  syiar  dan  dakwah.

B.     Judul Karya
           Dzikrullah ( Kegiatan  mengingat  Allah )  menurut  KH. Sulaiman 73 Th yang  merupakan  Seorang  Sesepuh  dan  Tokoh  Agama  di  wilayah  Kecamatan  Montong  Kabupaten  Tuban  adalah  suatu  aktivitas  yang  dapat memberikan kekuatan ekstra kepada kita dalam menghadapi berbagai masalah yang datang menghadang dalam hidup kita. Ada beberapa kegiatan dzikrullah yang diajarkan Rasulullah kepada kita antara lain , Sholat 5 waktu maupun sholat sunah, membaca Qur’an, membaca kalimat tahlil, tahmid, tasbih, takbir, Asma’ulhusna, membaca do’a , dan lain sebagainya.
            Suatu wujud anggapan remeh pada  kegiatan dzikir atau mengingat Allah. Mereka menganggap duduk diam sambil berzikir menyebut nama Allah sebagai suatu kegiatan yang sia sia dan hanya membuang waktu percuma. Ini terjadi karena penulis  sering  menjumpai  dan  mengambil  kesimpulan  bahwa  sebagian besar  manusia  perhatiannya lebih  tercurah pada kehidupan dunia. Sebagian besar  manusia  hanya fokus pada kehidupan jangka pendek, yaitu kehidupan dunia. Mereka  merancang  kehidupannya hanya sampai hari tua, seluruh perhatian  dan  aktifitasnya  dicurahkan   untuk  keberhasilan  dan   kesuksesan hidup  di dunia.  Mereka  tidak  peduli  dengan  kehidupan jangka panjang, bahkan mereka ragu dengan adanya kehidupan akhirat yang abadi dan pertemuan dengan Allah kelak.  Judul  karya 
        
C.     Tujuan dan manfaat
            Dengan  di sajikanya  Komposisi  karya  musik  marawis  berjudul  Dzikrullah  ini penulis  mempunyai  tujuan  untuk  bisa  mengembangkan  dan  memberikan  warna  baru  serta  mengembalikan  eksistensinya  Musik  Marawis di  Wilayah  Tersebut  serta  tidak  semena-mena  untuk  meremehkan  kegiatan  dzikir  dan  selalu  berdzikir  di setiap  saat dan tempat  serta  bisa  menumbuhkan  rasa  gairah  penulis  dan  orang  lain  akan   kedekatanya   dengan  Allah  SWT.  Secara  umum  dari  karya  ini juga merupakan sumbang saran kepada masyarakat luas untuk dapat di manfaatkan, yakni antara lain :

1.      Musik  marawis  sebagai  media hiburan dan  dakwah  yang  layak  di masyarakat  tersebut.
2.      Mengambil  Hikmah  melalui  pesan-pesan  yang  tersirat dalam   karya  yang   penulis,






BAB II
KEKARYAAN
A.    Ide  Gagasan
Berangkat  dari  medium  bunyi  Marawis  serta  lantunan  syair  dan  pujian-pujian yang  di tujukan kepada  Allah  dan  Nabi besar  Muhammad  SAW.   Dari  hal  tersebut dengan bermodalkan dasar jiwa seni,  dalam elemen berkreativitas serasa kami ingin sekali berekspresi yang sekaligus bersyiar  dengan  menyampaikan pesan – pesan  makna  yang religius yang tidak  lepas  dalam  kandungan  unsur  segi  etika  dan  estetika  dari  seni.  Itu semua kami kemas dengan  sajian karya komposisi musik ini yang dalam sajian ekspresi itu kami interpretasikan dalam wujud isi dan penggarapan bentuk asli yang di kembangkan dengan judul “ Dzikrullah.
B.     Bentuk garapan
        Dalam sajian bentuk garap pada komposisi musik ini pengkarya ingin menggarap bentuk  pola-pola  baru  dengan  mengelaborasi  jenis  pola-pola  pukulan  dari  jenis  musik  lain,   yang meliputi  bentuk  pola pukulannya dalam wujud improvisasi dengan meliputi pengadopsian peenggunaan alat Instrumen pokok dari musik marawis dan gamelan.  Dari  segi  vocal  pengkarya  menggarap  beda  dari  wujud  asli  music  marawis,  yakni  dengan  jenis,  koor, solo,  hingga  ke  tehknik  accapela.



C.     Media Karya
1. Marawis
Merupakan  gendang  kecil  berdiameter rata-rata 18 Cm dengan tinggi 10 Cm. Alat ini terbuat dari kayu yang bagian tengahnya dilubangi, alat  ini  yang menjadi ciri khas dari musik  jenis  ini,  sehingga musik jenis ini pun di sebut dengan Marawis.  Fungsi Instrumen tersebut  dalam  karya  adalah  sebagai  bentuk  garapan yang  utama.
2.Beduk
Dulunya alat musik ini digunakan untuk komunikasi antar kelompok, untuk memberi tanda adanya acara di suatu tempat. Pada perkembangannya alat musik bedug ini digunakan untuk takbir keliling, menandai masuk sholat, dan acara – acara festival di negara indonesia kususnya.  Fungsi  instrument  beduk  dalam  karya  ini  sebagai  bass  dalam  instrument  perkusi.
3.   Saron
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen     gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.  Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet).
4.      Demung
Alat ini berukuran besar  dan beroktaf tengah.  Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
5.      Gong
Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang.
Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong) dinamakan gongan.  Ada dua macam gong, gong ageng (besar) dan gong suwukan atau gong siyem yang berukuran sedang.  Instrument  ini  berfungsi  sebagai  seleh  akhir dan  improve  pada  bagian  group  nada.




6.      Kethuk
Kenong merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi horisontal, ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang paling penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi  dua atau empat kalimat kalimat kenong.Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing;ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; ia boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk mendukung rasa pathet.
Pada kenongan bergaya cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut.  Kethuk sama dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan kenong selalu bermain jalin-menjalin, perbedaannya pada irama bermainnya saja.
7.      Biola
berukuran 1/32 juga digunakan (ukurannya sangat kecil).
Panjang badan (tidak termasuk leher) biola 'penuh' atau ukuran 4/4 adalah sekitar 36 cm (atau lebih kecil menurut beberapa model dari abad ke-17). Biola 3/4 sepanjang 33 cm, 1/2 sepanjang 30 cm. Sebagai perbandingannya, viola 'penuh' berukuran sekitar 40 cm.
Fungsi  instrument  biola  dalam  karya  ini  difungsikan  sebagai  penguat  dari  segi  melodisnya.
8.      Gitar Akustik
Merupakan alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik.  Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar archtop. Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif.  Fungsi  instrument  dalam  karya  ini  sebagai  penguat  dari  unsure  ritmisnya.




D.    Diskripsi  Sajian
Komposisi  musik  berdurasi  15 menit  ini  Di mulai  dari  berbunyinya  gong  yang  di  bunyikan  tiga  kali  dan  di lanjutkan  vocal dzikir  yang  meliputi  sebagai  berikut :

g. . . .                 2x     (gong)
g. . . .                 2x     ( Gong+ Vocal All  Allah )
g. 6 2 6  p. 6 2 6        2x    (Gong,Kempul,Kethuk+Lailahailallah)
g. 6 2 6  p. 6 2 6        4x    (Gong,Ketuk,Biola,Gitar,Vocal All+
                                                                      Vocal 1 )

Ø  Vocal 1                                                                       Vocal All       
                                    Maula ya sholi wa saa,                        - Lailahailallah
                                    limda iman abada
                                    Alaa  habibi ka kho,
                                    lil khoki  qul  lihimin
g. 6 2 6   p. 6 2 6            4 x  (gong, kempul,kethuk)  vocal 1,2,3 + Fade In Musik

Ø  . Vocal 1,2,3
Hu wal habibul ladi, 
turja sa fa  atuhu
Likul Lihau Liminal
An  waa  umuk  takhimin

Ø  . Fade in musik ( demung,Saron,Gitar,Biola )
g1111  1111  p4444  4444  g3333  3333  p2222  2222
g1111  1111  p4444  4444  g3333  3333  p2222  2222
jDI jDI ....  ....  ....   ....  ....  ....  ....

g1   p1 1 p1   g1  p1  1 p1   g4    p4   4  p4    g4   p4   4    p4 jDI j.D I .  j.D jII D I  jDkII j.kII jDkII j.kII  jDkII j.kII jDkII j.kII
g3  p3  3 p3   g3  p3  3 p3   g2   p2   2   p2    g2   p2   2   p2
jDI j.D I .   j.D jII D I  jDkII j.kII jDkII j.kII  jDkII j.kII jDkII j.kII


g1 jp11 jp.1 jp11   gj.1   p1   p11   p1
2x Pelan - Keras

g1 pj11 jp.1 jp11   gj.1   p1   jp11   p1  
D jID j.I jII    jDkII j.kII   jIkII j.kII      

 gk1j2pjk31 jk.j2jkp12 g1 . gk1j2pjk31 jk.j2jkp12 g5 .
 .... .... . . jkDjIkID jkIjIkDI D I
 gk1j2pjk31 jk.j2jkp12 g1 . gk1j2pjk31 jk.j2jkp12 g5 .
 .... .... . . jkDjIkID jkIjIkDI D jII

 j12 j34 5 .  j12 j34 5 .
 jII jII I .  jII jII I .
g1  jp21 j.2  1  g1  pj21 j.2  1  g1  j21 j.2  1  g1 . j11j11
D  jID I  jDI  D  jID I  jDI  D  jID I  jDI  D I jIIjII
g2  pj32 j.3  2  g2  jp32 j.3  2  g2  pj32 j.3  2  g2 . jj22j22
D  jID I  jDI  D  jID I  jDI  D  jID I  jDI  D I jDDjDD
g5  jp65 j.6  5  g5. pj65 j.6  5  g5  pj65 j.6  5  g5 . j55j55
D  jID I  jDI  D  jID I  jDI  D  jID I  jDI  D I IIII

Ø 6x normal
Ø 1x gong doble
Ø 2x gong, saron,demung doble (mencepat)
g3  .  .  .   p1  .  .  .   g5  .  .  .   g2  p2  g3  p6     
.  6  2  3   .  5  2  3   .  3  2  3   g2  p2  g3  p6
Ket.  Diulang 9x
       
-          Putaran 1 – 6 tempo pelan  di ikuti vokal suluk putra
-          Putaran 6 – 9 tempo mencepat dan keras
Duh Nabi ingkang nyafa’ati makhluk, sholawat salam mugiho kathur panjenengan, duh Nabi ingkang dadhos nur cahyane makhluk, duh Nabi ingkang nedahake poro menungso, lan duh Nabi ingkang dadhos unsure lan jiwaning makhluk, mugi panjenengan kerso paring tarbiyah lan nulungi badan kawulo, estu kanjeng Nabi menawi kawulo mboten angsal tarbiyah panjenengan, kawulo tansah dholim selami- laminipun, badan kulo babar pisan mboten minggunani tansah angsal pitulung lan tarbiyah panjenengan kanjeng Nabi,
 










g1 jp11 j.1 jp23  jg.5 jp.2 j33 p5  g5 p5  j23 jp12
g1 jp11 j.1 jp23  jg.5 jp.2 j33 p5  g5 p5  j23 jp12
D jID jDI .D  .I .D D  I  I I  DD ID
 Ket. Di ulang 4 x
-          2 putaran normal
-          2 putaran cepat

g1 pj11 j.1 pj11  gj.1 p1  j11 p1  g1 pj11 j.1 pj11  gj.1 p1 j11 p1
g1 pj11 j.1 pj11  gj.1 p1  j11 p1  g3 pj33 j.3 jp33  gj.3 p3 j33 p3 g4...
                  

Lagu

G1  .  p1 .   p5  .  p5 .  p5  .  p5 .   g1 p. p1 p.
llah  sa    la  mu    llah            alato ha   Ro    su  li    llah        solatu
     j11 j.1 1 1   j55 j.5 5 5  j55 j.5 5 j32  1 1 1 1
     jDI j.I D I   jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
     p4  .  p4 .   p2  .  p2 .  p4  .  p4 .   g1 p. p1 p.
     llah sa    la  mu     llah           alayasin ha   bi  bi      llah        solatu 
     j44 j.4  4 4   j22 j.2 2 2  j44 j.4 4 4   1 1 1 1
     jDI j.I D I   jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
     p4  .  p4 .   p2  .  p2 .  p4  .  p4 .   g1 p. p1 p.
     llah sa    la  mu     llah           alayasin ha   bi  bi      llah     ilahi
     j44 j.4  4 4   j22 j.2 2 2  j44 j.4 4 4   1 1 1 1
     jDI j.I D I   jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I

     g1 . p. .   p4 .  p.  .   p7 . p. .    g3 p. p. p.
     sa  li  mil um   ma          minal     afwa iwanik    mah       ilahi
j121 1 1   g4 4  4  4   7 7 7 7    3 3 3 3
jDD D jII I jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
     g1 . p. .   p4 .  p.  .   p7 . p. .    g3 p. p. p.
     sa  li  mil um   ma          minal     afwa iwanik    mah     wabilha
j121 1 1   g4 4  4  4   7 7 7 7    3 3 3 3
jDD D jII I jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
4 . . .   5 .  .  .   5 5 j.5j32   1 . . .
Dhirosulil      llah         bilahlil   badri ya Al      lah       wabilha
j434 4 4   5 5  5  5   5 5 j.5j32   1 . . .
jDD D jII I jDI j.I D I   jDIj.IjDI I   . . . .

4 . . .   5 .  .  .   5 5 j.5j32   1 . . .
Dhirosulil      llah         bilahlil   badri ya Al      lah     
j434 4 4   5 5  5  5   5 5 j.5j32   1 . . .
jDD D jII I jDI j.I D I   jDIj.IjDI I   . . . .


            1 j.1 . 1   1 j.1 . 1   2 j.2 . 2   2 j.2 . 2 
     1 j.1 . 1   1 j.1 . 1   2 . . .
     Ket. Diulang 4x.
                     - Vocal All Normal  ( ahhhh ) bebas
                     - vocal Mengikuti instrumen melodi



 1 . 3 3   5 . 3 3   1 . 3 3   5 . . .
 Ket. Diulang 8x
-          Ke 2  (gong)
-          Ke 3  ( S,D,)
-          Ke 4  ( biola,gitar)
-          Ke 5,6,7,8 All instrument mencepat – keras






Ø 6x normal
Ø Subhana Allah Hamdulillah
Lailahailallah
Ø 1x gong doble
Ø 2x gong, saron,demung
Ø  doble (mencepat)
g1  .  .  .   p1  .  .  .   g1  .  .  .   p1  .  .  .  
.  6  2  3   .  5  2  3   .  6  2  3   .  5  2  3

Ket.  Durasi waktu bebas mengikuti vokal suluk hingga selesai
         Setelah  vokal suluk selesai semua instrumen dan vocal All mencepat.
      
   Vokal suluk 1:                                                          Vokal All :
Yaa  Abal  Khusanain
Alaikas  salaam
Yaa  Rofiqo  Raasuul
Washohbil  Kiraam
Subhana Allah Wabihamdihi
Subhana Allah  Hil adzhim
 










g1 pj11 j.1 pj11  gj.1 p1 j11 p1  g3 jp33 j.3 j33  j.3 3 j33 3
G4 j44 j.4 j44  gj.4 p4 j44 p4  g5 j55 j.5 j55  j.5 5 j55 5 g1 . . .
                                                                                                                          ilahi



Lagu.  
     g1 . p. .   p4 .  p.  .   p7 . p. .    g3 p. p. p.
     sa  li  mil um   ma          minal     afwa iwanik    mah       ilahi
j121 1 1   g4 4  4  4   7 7 7 7    3 3 3 3
jDD D jII I jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
     g1 . p. .   p4 .  p.  .   p7 . p. .    g3 p. p. p.
     sa  li  mil um   ma          minal     afwa iwanik    mah     wabilha
j121 1 1   g4 4  4  4   7 7 7 7    3 3 3 3
jDD D jII I jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
4 . . .   5 .  .  .   5 5 j.5j32   1 . . .
Dhirosulil      llah         bilahlil   badri ya Al      lah       wabilha
j434 4 4   5 5  5  5   5 5 j.5j32   1 . . .
jDD D jII I jDI j.I D I   jDIj.IjDI I   . . . .
4 . . .   5 .  .  .   5 5 j.5j32   1 . . .
Dhirosulil      llah         bilahlil   badri ya Al      lah       salatu
j434 4 4   5 5  5  5   5 5 j.5j32   1 . . .
jDD D jII I jDI j.I D I   jDIj.IjDI I   . . . .
G1  .  p1 .   p5  .  p5 .  p5  .  p5 .   g1 p. p1 p.
llah  sa    la  mu    llah            alato ha   Ro    su  li    llah        solatu
     j11 j.1 1 1   j55 j.5 5 5  j55 j.5 5 j32  1 1 1 1
     jDI j.I D I   jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
     p4  .  p4 .   p2  .  p2 .  p4  .  p4 .   g1 p. p1 p.
     llah sa    la  mu     llah           alayasin ha   bi  bi      llah        solatu 
     j44 j.4  4 4   j22 j.2 2 2  j44 j.4 4 4   1 1 1 1
     jDI j.I D I   jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I
     p4  .  p4 .   p2  .  p2 .  p4  .  p4 .   g1 p. p1 p.
     llah sa    la  mu     llah           alayasin ha   bi  bi      llah    
     j44 j.4  4 4   j22 j.2 2 2  j44 j.4 4 4   1 1 1 1
     jDI j.I D I   jDI j.I D I  jDI j.I D I   jDI j.I D I

         g1 jp21 jp.2 p1 g1 jp21 pj.2 p1  g1 jp21 jp.2 p1  g1 jp21 jp.2 p1
    D jID j.I jDI D jID j.I jDI D jID j.I jDI  D  . I  I
    g2 jp32 jp.3 p2  g2 jp32 jp.3  p2 g2 jp32 jp.3 p2   g2 jp32 jp.3 p2
    D jID j.I jDI D jID j.I jDI D jID j.I jDI  D  . I  I
    g3 pj53 jp.5 p3 g3 pj53 jp.5 p3  g3 jp53 pj.5 p3   g3 jp53 pj.5 p3
    D jID j.I jDI D jID j.I jDI D jID j.I jDI  D  . I  I
    g5 jp65 pj.6 p5 g5 jp65 jp.6 p5  g5 jp65 jp.6 p5   g5 p. jp12 pj34 
    g5 . . .

    gg1 jp21 p2  g1 jp21 p2  gg1 jp21 p2  g1 . .
    2 j32 3  2 j32 3 2 j32 3  g2 . .
    D jII I  D jII I  D jII I  jDDjDDD
    3 j53 5  3 j53 5  3 j53 5  g3 . .
    D jII I  D jII I  D jII I  jDDjDDD
    5 j65 6  5 j65 6  5 j65 6  g5 . . .
    D jII I  D jII I  D jII I  jDIj.II I



 j12 j.1 2  j12 j.1 2  j12 j.1 2  j11 1 j11 j11 1
jDI j.D I  DI j.D I  DI j.D I  jDD D jDD jDD D
j12 j.1 2  j12 j.1 2  j12 j.1 2  j11 1 j22 2
jDI j.D I  DI j.D I  DI j.D I  jDD D jII I

j12 j.1 2  j12 j.1 2  j12 j.1 2
jDI j.D I  DI j.D I  DI j.D I

Ket.   Pola pukulan  semua instrumen  keras berulang-ulang hingga pelan dengan   
         durasi waktu bebas hingga selesai, dengan di iringi vocal All  .
     
          Vokal All : Lailahailallah  muhammadur rosulullah.











BAB III
PROSES PENCIPTAAN

A.    Ekplorasi
diartikan sebagai penjelajahan atau penjajakan terhadap obyek tertentu dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Proses penjelajahan diawali dari perwujudan angan-angan yang telah ada dalam pikiran. Sehubungan dengan sumber tema yang diangkat adalah fenomena kehidupan sosial masyarakat maka sangat diperlukan pembatasan wilayah tertentu agar angan-angan tidak terlalu luas. Untuk mendasari angan-angan tersebut perlu di tentukan alur suasana  sebagai pijakan dalam eksplorasi atau penjajakan bunyi baik dengan instrument/alat musik atau vokal.   Eksplorasi yang di lakukan dalam karya ini meliputi pencarian karakter suara baik itu vokal atau bunyi yang akan di hasilkan dari materi yang pilih. Vokal misalnya, di pilih seseorang yang memiliki karakter suara yang bayati[1] . Setelah itu semua tersusun tentunya akan sangat membantu dalam upaya ekplorasi bunyi yang selanjutnya akan di buat motif-motif  jalinan melodi serta pemilihan dan pengolahan materi vokal maupun instrumen yang inginkan.




B.     Improvisasi
Tahapan yang telah dilakukan sebelum improvisasi adalah eksplorasi yang telah menghasilkan materi sebagai bahan  dalam penciptaan karya. Berangkat dari hasil ekplorasi tersebut dilakukan  tahapan yang disebut improvisasi. Pengertian improvisasi merupakan penciptaan sesuatu tanpa persiapan terlebih dahulu (spontanitas) berdasarkan bahan yang sudah ada yaitu hasil eksplorasi. Menurut Smith (1986:31) improvisasi bersifat spontan, kreatif, tidak tetap (baku) dan tidak berbentuk selesai. Berpedoman pendapat tersebut, pada karya ini dilakukan beberapa tindakan improvisasi sebagai proses dalam menggarap materi atau bahan.
Dalam penyajian karya Dzikrullah ini, di harapkan penyaji sedapat mungkin berimprovisasi untuk merespon apa yang ada di sekitar arena pertunjukan baik setting, vokal-vokal senggakan, untuk dapatnya mengekspresikan diri agar di dalam penyajiannya menjadi lebih menghidupkan susana yang di inginkan.

C.    Komposisi
Penggarapan karya dengan judul Dzikrullah ini merupakan realisasi dari kegelisahan pengkarya yang  di era modern ini warisan dari  leluhur tenggelam dan banyak  yang  di tinggalkan seperti  instrument musik  gamelan jawa  yang  sekarang  makin  mulai  di tinggalkan  oleh  generasi  penerus, contohnya  di daerah  kabupaten tuban yang sepengetahuan  penulis lihat banyak remaja  bermusik  lebih  tertarik  dengan  musik pop.  Terciptanya karya  dengan  judul  Dzikrullah  ini  diharapkan  generasi  penerus  bias  lebih  tertarik  dengan  alat musik  peninggalan  leluhur  kita.

Teknik yang digunakan dalam membentuk karya, adalah merangkai beberapa materi yang telah dipilih dan ditentukan sebagai materi inti maupun materi yang sama sekali baru melalui proses ekplorasi dan improvisasi. Dalam karya ini terbagi menjadi tiga bagian alur suasana dengan harapan untuk dapat lebih memudahkan di dalam proses penyusunan tembang.

D.    Hambatan dan solusi
      Terciptanya karya Dzikrullah ini, tidak terlepas dari berbagai halangan yang menghambat kelancaran proses kerja kreatif. Hambatan yang paling besar datang dari dalam diri penulis sendiri dan juga peraga karya yang mayoritas individunya memiliki kesibukan masing-masing. Dari perjalanan proses karya musik  Dzikrullah  hambatan yang muncul dari peraga sering sekali terjadi, maka proses penyampaian materi garap sesalu menggulang ketika terjadi perubahan atau penambahan bentuk baik musik. 

Sehingga di butuhkan penyikapan dengan jalan mengganti sementara peraga yang tidak hadir dengan peraga yang memungkinkan untuk mewakili. Kesabaran  penuh pada  intinya  penulis  selalu tanamkan  pada  diri  karena  yang  mayoritas  peraganya  adalah  remaja  yang  masih  labil.


BAB IV
PERGELARAN

4.1  Sinopsis                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
4.2   Penataan pentas
Penyajian  karya  Dzikrullah  di pentaskan di aula pendopo stkw Surabaya yang dikarenakan untuk mengikuti  kebijakan  pihak kampu. Sedangkan bentuk  penataan  polanya  membetuk  garis segi lima  untuk  memudahkan  komunikasi  antar  peraganya.
Penyajian  karya  Dzikrullah  di pentaskan dengan berdurasi 15 – 20 menit yang mengacu  kebijakan  dari  pihak  STKW surabaya

4.2.1        Setting  panggung
I
G
D
D
C
C
C
C
B
B
B
B
F
A
J


 















F : Beduk
G : Kethuk
H : Saron
 I : Demung
 J : Beduk

A : depan
B : Vokal
C : Marawis
D : Gitar
E : Biola

Keterangan :







C. Pendukung
Dalam penyajian komposisi musik Dzikrullah di dukung oleh para pelaku atau pemain yang berjumlah 15 (lima belas) orang, dan diperankan oleh laki-laki dan perempuan. Penyaji atau pendukung karya Dzikrullah menggunakan busana Islami . Adapun daftar penyaji yakni sebagai berikut :





D. Glosarium

Syika                :  jenis style khusus yang beda dari diatonic
Maqomm         : wilayah nada dan achord tertentu untuk mengiringi lagu
Bayati              : untuk mengiringi lagu yang menggunakan nada dasar A
Ross                 :  untuk mengiringi lagu yang menggunakan nada dasar C
Hijash              : untuk mengiringi lagu yang menggunakan nada dasar  G












Daftar Pustaka

A.       Pustaka
1.      koentjaraningrat (2005:155)  Alculturation
2.      ( Sutarman, Skripsi, 2011 : 2 )  Marawis betawi

B.        Wawancara
1.      Wawancara  dengan  Kh. Sulaiman di tempanya ( kyai sepuh dan tokoh agama masyarakat setempat )  pada  tanggal  7 Mei  2013
2.      Wawancara  dengan  ustad  Kholil  di tempatnya  ( seniman marawis dan sekaligus pengasuh pondok  di bojonegoro ) pada  tanggal  15 Mei 2013
3.      Wawancara  dengan M. Nashihul Umam S.Pd  di tempanya ( Guru Mts serta pimpinan  group  Marawis  Elsyika di Kecamatan Montong – Tuban) pada tanggal  28 April 2013
4.      Wawancara dengan Jack Almajid di tempatnya ( Guru serta seniman Marawis) pada tanggal  13 Juni 2013



[1]Warna vocal timur tengahan